Yogyakarta, 7 Januari 2025 — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar diskusi terkait fokus misi dalam Rencana Strategis (RENSTRA) UAD 2025-2030 pada 6 Januari 2025. Diskusi ini bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan langkah-langkah strategis yang akan ditempuh oleh UAD dalam menggapai visi dan misi perguruan tinggi di masa depan, serta menyongsong tantangan yang akan datang, terutama dalam menghadapi Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) yang akan berakhir pada tahun 2027.
Diskusi dimulai dengan paparan dari Kepala Badan Penjaminan Mutu (BPM) UAD, Agung Kristanto, M.T., Ph.D., yang menyampaikan bahwa tahun 2025 merupakan tahun persiapan yang sangat penting untuk UAD, dalam rangka menyongsong AIPT yang akan habis pada tahun 2027. Menurutnya, penguatan kualitas pendidikan dan penelitian harus menjadi fokus utama untuk memastikan bahwa UAD tetap berada pada jalur yang tepat untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan akreditasi institusi.
Tahun 2025 merupakan persiapan untuk menyongsong AIPT tahun yang akan habis pada 2027. Dalam sosialisasi Sapto v2, akan terjadi perubahan dari 9 kriteria menjadi 6 kriteria, yaitu aspek budaya mutu. Kriteria relevansi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian), akuntabilitas (tata pamong dan tata kelola), serta diferensiasi misi. Diferensiasi misi harus memiliki fokus yang jelas pada salah satu dharma, yaitu apakah perguruan tinggi fokus pada pendidikan, penelitian, atau pengabdian kepada masyarakat (community service). Namun, fokus pada satu dharma tidak mengecualikan dharma lainnya. Di Sapto versi baru, ketika melakukan submit akhir, harus memilih fokus pada salah satu dharma. Dengan demikian, bobot penilaian asesor akan lebih besar pada dharma yang menjadi fokus perguruan tinggi. Oleh karena itu, jangan salah memilih. Jika fokus pada pendidikan, maka perguruan tinggi harus unggul di bidang tersebut, dan saat pengisian Sapto harus menyesuaikan dengan fokus tersebut.
“Pada tahun 2025, kita harus mempersiapkan segala aspek yang diperlukan untuk memastikan bahwa institusi kita bisa memperoleh AIPT dengan nilai yang lebih baik dan berkelanjutan. Ini mencakup peningkatan kualitas pendidikan, sistem penjaminan mutu, serta program-program yang mendukung peningkatan kualitas riset dan pengabdian masyarakat.”, tegas Dr. Agung
Selanjutnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan Universitas (BPPU) UAD,. Dr. apt. Nining Sugihartini, M.Si. memberikan paparan bahwa pada tahun 2025, UAD ditargetkan untuk mencapai posisi sebagai research university dengan orientasi internasional. Hal ini sesuai dengan visi universitas untuk menjadi perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam pendidikan, tetapi juga dalam penelitian yang berkualitas dan relevansi global. Strategic goal RIP 2010-2025 menetapkan bahwa pada tahun 2025, UAD seharusnya sudah berada pada posisi sebagai research university dengan orientasi internasional. Bidang pendidikan, capaian akreditasi internasional 3 prodi di AUN QAS dan 7 prodi proses di AQAS. Jumlah dosen yang berpartisipasi sebagai penbulis pertama masih rendah dibandingkan jumlah dosen UAD. Kerjasama internasional masih perlu ditingkatkan. Data pemeringkatan sudah mulai masuk ti THE, QS Asia, Webometrics sudah cukup baik.
“Research university UAD masuk pada klaster mandiri. Dari 4000 perguruan tinggi di Indonesia hanya yang masuk pada indeksasi Sinta. Dari 1100 hanya 55 Perguruan Tinggi PTN dan PTS. Dan dari 55 hanya 15 PTS yang masuk salah satunya adalah UAD. UAD termasuk Elitis PT di bidang penelitian di Indonesia”, ungkap Dr. Nining.
Peningkatan Pembelajaran mahasiswa mendekatkan pada DUDI menerapkan metode SCL dan PBL. Peningkatan Infrastruktur Digital terintegrasi dengan Big Data UAD. Posisi UAD belum dapat disebut sebagai research university, namun capaian yang sudah diraih adalah kolaborasi internasional yang cukup baik. Usulan target Renstra 2030: Pembelajaran berbasis riset dan pengabdian masyarakat. Pembelajaran yang mendekatkan pada IDUKA (Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja).
“Dalam RIP 2010-2025, kita sudah menetapkan target bahwa pada tahun 2025, UAD harus sudah mampu membangun reputasi internasional melalui riset dan kolaborasi global. Ini adalah langkah yang krusial untuk memastikan bahwa UAD memiliki daya saing di tingkat internasional,” ujar Dr. Nining
Setelah paparan dari kedua pembicara, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi interaktif yang melibatkan Pimpinan Rektorat, BPM, BPPU, dan Tim Penyusun Renstra. Peserta diskusi memberikan berbagai masukan terkait bagaimana UAD dapat lebih meningkatkan kualitas riset, memperluas jejaring internasional, serta memperkuat sinergi antar unit di lingkungan universitas untuk mencapai tujuan tersebut.
Beberapa peserta mengusulkan agar UAD lebih gencar menjalin kemitraan dengan universitas luar negeri, baik dalam bidang riset, publikasi ilmiah, maupun pertukaran pelajar. Selain itu, pentingnya integrasi teknologi dan peningkatan fasilitas riset juga menjadi topik hangat dalam diskusi tersebut.
Acara ini ditutup dengan penegasan dari Rektor UAD, Prof. Muchlas, MT, yang menekankan UAD ke depan agar meningkatkan seluruh aspek Catur Dharma setinggi-tingginya hingga melampaui passing grade dengan ciri khas UAD sebagai Community Service University.
RENSTRA UAD 2025-2030 adalah landasan bagi kita untuk membawa UAD menjadi universitas yang tidak hanya unggul di tingkat nasional, tetapi juga memiliki dampak signifikan di tingkat internasional. (smc)